Dua Bakteri Kebal Antibiotik di Indonesia, Kasusnya Naik

Dua Bakteri Kebal Antibiotik di Indonesia, Kasusnya Naik

Indonesia tengah menghadapi peningkatan serius dalam kasus infeksi yang disebabkan oleh bakteri kebal antibiotik. Bakteri yang kebal terhadap pengobatan ini menjadi ancaman nyata bagi kesehatan masyarakat karena sulit diatasi dengan antibiotik yang tersedia saat ini. Dua jenis bakteri yang paling menonjol dalam kasus ini adalah Escherichia coli (E. coli) dan Klebsiella pneumoniae. Kedua bakteri ini bertanggung jawab atas berbagai infeksi berbahaya dan semakin sulit ditangani karena resistensi yang berkembang terhadap antibiotik.

Escherichia coli (E. coli)

E. coli adalah bakteri yang biasanya ditemukan di usus manusia dan hewan. Meskipun sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya, beberapa strain dapat menyebabkan infeksi serius, seperti infeksi saluran kemih (ISK), diare, hingga infeksi darah. Dalam beberapa tahun terakhir, E. coli yang resisten terhadap antibiotik seperti cephalosporin dan fluoroquinolone meningkat di Indonesia. Resistensi ini menyebabkan pengobatan konvensional untuk infeksi ISK menjadi kurang efektif, memaksa dokter untuk menggunakan antibiotik yang lebih kuat dan lebih mahal.

Klebsiella pneumoniae

Klebsiella pneumoniae adalah bakteri lain yang menjadi masalah besar di Indonesia. Bakteri ini sering menyebabkan pneumonia, infeksi darah, dan infeksi luka, terutama pada pasien di rumah sakit. Klebsiella pneumoniae terkenal karena kemampuannya mengembangkan resistensi terhadap antibiotik kelas carbapenem, salah satu lini pengobatan terakhir untuk infeksi bakteri serius. Kasus resistensi ini, yang dikenal sebagai carbapenem-resistant Klebsiella pneumoniae (CRKP), membuat penanganan infeksi menjadi sangat sulit, bahkan mematikan.

Penyebab Peningkatan Resistensi Antibiotik

Peningkatan resistensi antibiotik di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor utama:

  1. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional: Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tanpa resep menjadi salah satu alasan utama mengapa bakteri dapat mengembangkan resistensi. Banyak orang yang menggunakan antibiotik untuk penyakit yang sebenarnya tidak memerlukannya, seperti infeksi virus.
  2. Penggunaan antibiotik pada hewan ternak: Antibiotik sering digunakan di peternakan untuk mempercepat pertumbuhan hewan. Ini menyebabkan paparan bakteri pada antibiotik, memicu berkembangnya resistensi yang kemudian dapat menular ke manusia.
  3. Kebersihan dan sanitasi yang buruk: Di banyak tempat, praktik kebersihan yang tidak memadai, baik di fasilitas kesehatan maupun di rumah, dapat mempercepat penyebaran bakteri resisten.