Pneumonia aspirasi adalah infeksi paru-paru yang terjadi ketika benda asing seperti makanan, minuman, atau cairan dari mulut masuk ke dalam saluran napas dan paru-paru, menyebabkan peradangan dan infeksi. Gejala dan tanda pneumonia aspirasi dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan jenis bahan yang teraspirasi. Berikut adalah tanda dan gejala yang umum terjadi:
Tanda dan Gejala Pneumonia Aspirasi
- Batuk:
- Batuk Persisten: Batuk adalah gejala utama pneumonia aspirasi. Batuk ini seringkali produktif, yang berarti pasien mengeluarkan dahak dari paru-paru. Dahak bisa berwarna kuning, hijau, atau bahkan bernanah. Batuk dapat terasa parah dan tidak kunjung reda, dan bisa disertai dengan rasa sakit di dada.
- Nyeri Dada:
- Nyeri atau Ketidaknyamanan: Nyeri dada yang biasanya memburuk saat batuk atau bernapas dalam. Nyeri ini disebabkan oleh peradangan dan iritasi pada jaringan paru-paru dan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
- Sesak Napas:
- Kesulitan Bernapas: Sesak napas atau kesulitan bernapas terjadi karena peradangan dan infeksi di paru-paru mengganggu proses pertukaran oksigen. Pasien mungkin merasa napas menjadi cepat dan dangkal.
- Demam:
- Peningkatan Suhu Tubuh: Demam adalah reaksi tubuh terhadap infeksi. Suhu tubuh bisa meningkat secara signifikan, dan pasien mungkin juga mengalami menggigil atau berkeringat berlebihan.
- Kelelahan:
- Rasa Lelah: Kelelahan umum dan merasa lemah sering terjadi akibat infeksi yang menyebabkan tubuh bekerja keras untuk melawan penyakit. Kelelahan ini bisa signifikan dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
- Kebingungan atau Disorientasi:
- Gangguan Mental: Pada kasus yang lebih parah, terutama pada orang tua atau pasien dengan kondisi medis lain, pneumonia aspirasi bisa menyebabkan kebingungan, disorientasi, atau penurunan kesadaran akibat infeksi sistemik atau hipoksia (kekurangan oksigen).
- Muntah:
- Kebiasaan Muntah: Jika bahan yang teraspirasi adalah muntahan atau makanan yang belum dicerna, pasien mungkin mengalami gejala terkait dengan muntah seperti ketidaknyamanan perut atau rasa mual.
- Peningkatan Frekuensi Napas:
- Napasan Cepat: Meningkatnya frekuensi napas (takipnea) adalah respons tubuh terhadap kesulitan bernapas dan penurunan oksigenasi. Pasien mungkin terlihat bernapas lebih cepat dan dangkal.
- Pernapasan Tidak Normal:
- Bunyi Napas Abnormal: Pada pemeriksaan fisik, dokter mungkin mendengar bunyi napas abnormal seperti ronki (suara mendesis) atau krepitasi (bunyi seperti kertas kerut) yang menunjukkan adanya cairan atau lendir di paru-paru.
Komplikasi dan Kondisi Terkait
Jika pneumonia aspirasi tidak diobati atau dikelola dengan tepat, bisa mengakibatkan komplikasi serius, seperti:
- Abses Paru: Pembentukan kantong nanah di paru-paru sebagai hasil dari infeksi yang tidak diobati.
- Empiema: Penumpukan nanah di ruang pleura di sekitar paru-paru, yang menyebabkan nyeri dada dan kesulitan bernapas.
- Sepsis: Infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh, menyebabkan reaksi sistemik yang bisa berpotensi mengancam jiwa.