Keloid adalah jenis pertumbuhan jaringan parut yang berlebihan yang dapat terbentuk setelah luka atau trauma pada kulit, termasuk pada daerah telinga. Penyebab pasti terbentuknya keloid belum sepenuhnya dipahami, namun ada beberapa faktor yang diyakini berkontribusi pada perkembangannya. Berikut adalah beberapa penyebab yang dapat menyebabkan keloid di telinga:
1. Trauma atau Luka:
Keloid sering kali berkembang setelah terjadinya trauma atau luka pada kulit, seperti akibat luka sayatan, luka bakar, tindakan pembedahan, atau cedera pada telinga. Kulit di daerah telinga, terutama bagian yang rawan gesekan atau tekanan seperti lubang telinga saat piercing, rentan terhadap pembentukan keloid jika terjadi luka.
2. Kecenderungan Genetik:
Faktor genetik atau keturunan juga dapat memengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengembangkan keloid. Jika ada riwayat keluarga dengan keloid, seseorang mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami pembentukan keloid setelah luka pada kulit, termasuk di daerah telinga.
3. Peradangan Kronis:
Peradangan kronis atau berkepanjangan pada kulit, misalnya akibat infeksi bakteri atau kondisi kulit seperti jerawat, dermatitis, atau psoriasis, dapat meningkatkan risiko pembentukan keloid di daerah tersebut.
4. Overproduksi Kolagen:
Keloid terjadi ketika proses penyembuhan luka terganggu dan terjadi overproduksi kolagen, protein struktural yang penting untuk integritas struktur kulit. Jumlah kolagen yang berlebihan menyebabkan jaringan parut menjadi tebal dan menonjol, membentuk keloid.
5. Kebiasaan Merokok:
Merokok dapat memengaruhi kesehatan kulit dengan mengganggu aliran darah dan oksigen ke jaringan, yang dapat memperlambat proses penyembuhan luka dan meningkatkan risiko pembentukan keloid setelah luka pada kulit.
6. Usia dan Etnisitas:
Keloid lebih umum terjadi pada individu berusia antara 10 dan 30 tahun, namun dapat terjadi pada semua kelompok usia. Selain itu, keloid juga lebih umum terjadi pada orang-orang dengan etnisitas tertentu, terutama pada orang dengan keturunan Afrika, Asia, atau Latin Amerika.
7. Hormon:
Perubahan hormonal, seperti yang terjadi selama kehamilan atau pubertas, juga dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengembangkan keloid. Hormon tertentu dapat memengaruhi proses penyembuhan luka dan produksi kolagen dalam tubuh.
8. Penggunaan Steroid Topikal:
Penggunaan steroid topikal dalam jangka panjang atau pada kulit yang sensitif dapat meningkatkan risiko pembentukan keloid pada daerah yang terkena.
Pemahaman tentang faktor-faktor yang berkontribusi pada pembentukan keloid di telinga penting untuk pencegahan dan pengelolaan kondisi ini. Meskipun tidak selalu dapat dihindari sepenuhnya, langkah-langkah seperti menjaga kebersihan kulit, menghindari trauma, dan mendapatkan perawatan medis yang tepat setelah luka dapat membantu mengurangi risiko terbentuknya keloid. Jika seseorang memiliki kecenderungan untuk mengembangkan keloid, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis kulit untuk evaluasi dan perawatan yang tepat.